Posts

Showing posts from October, 2012

State of art of the application of membrane technology to vegetable oils A review

State of art of the application of membrane technology to vegetable oils: A review Cesar de Morais Coutinho a, * , Ming Chih Chiu a , Rodrigo Correa Basso a , Ana Paula Badan Ribeiro a , Lireny Aparecida Guaraldo Gonçalves a , Luiz Antonio Viotto b a State University of Campinas, Department of Food Technology, Laboratory of Fats and Oils (LOG), Caixa Postal 6091, CEP 13083-970 Campinas, SP, Brazil b State University of Campinas, Department of Food Engineering, Laboratory of Process Engineering (LEP), Campinas, SP, Brazil a b s t r a c t The purpose of this review has as objective to present the applications and the recent development of  membrane technology in the vegetable oil processing. It approaches fundamentals aspects in the processes of separation by membranes as well as present the related works in the degumming, dewaxing, deacidification, solvent recovery, pigment removal, concentration of minor components and separation of emulsions. Its shows that oils proces

Free journal sciencedirect

Effects of cooking on the profile and micellarization of 9-cis-, 13-cisand all-trans-b-carotene in green vegetables Laurie O’Sullivan, Karen Galvin, S. Aisling Aherne, Nora M. O’Brien * Department of Food and Nutritional Sciences, University College Cork, Ireland A B S T R A C T Few studies have looked at the isomeric profile and micellarization of b-carotene (BC) isomers in green vegetables. Therefore, the aims of the present study were, first, to assess the isomeric profile of BC isomers in raw and cooked vegetables namely broccoli, kale, spinach and Savoy cabbage and, second, to examine the impact of boiling on the BC isomeric profile of the vegetables, their respective micelle fractions and on efficiency of micellarization. All vegetables were subjected to an in vitro digestion procedure. All-trans-, 9-cis- and 13-cis-BC were present in the four vegetables tested. BC isomerization occurred following the cooking of spinach and, to a lesser extent, Savoy cabbage.

Oils and Fats Technology

several journals related Dry degumming of vegetable oils by membrane filtration Andras Koris*, Gyula Vatai St. István University, Faculty of Food Science, Department of Food Engineering, H-1118. Budapest, Ménesi str. 44, Hungary Tel. +36 (1) 372-6232; email: koris@omega.kee.hu Received 1 February 2002; accepted 26 March 2002 Abstract Phospholipid removal from crude soybean and sunflower-seed oil by membrane filtration was studied in this paper. A laboratory scale membrane apparatus were designed and built for this research at our department. Oil filtrations were carried out at temperature 40–60°C, pressure 2–5 bar and velocity of flow 0.3–0.4 L/m 3 . After oil filtration the system and the membrane were cleaned with organic solvents. The SP015A membrane had constant retention on phospholipids (70–77%). With adding some water to the oil we were able to improve the retention to ~97%. full text pdf download Disini   Thermal characterization of chicken fat dry fractio

SEDIKIT BANYAK TENTANG STERILISASI

STERILISASI 1.       Pengertian Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. 2.       Macam-macam sterilisasi A. Sterilisasi Secara Fisika 1. Pemanasan Kering a. Udara Panas Oven Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap destilasi dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam bahan ini adalah minyak lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang lain. Sebagai tambahan sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah. Ini harus ditekankan bahwa minyak lemak, petrolatum, serbuk kering dan bahan yang sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf. Salah satu elemen penting dalam sterilisasi dengan menggunakan uap autoklaf. Atau dengan adanya lembab dan penembusannya ke dalam bahan yang telah disterilkan. Sebagai contoh, organisme pembentuk sp

MIKROBA BERDASARKAN SIFAT PEMECAHAN PADA SUBSTRAT

I.      PENDAHULUAN Semua bakteri yang tumbuh pada makanan bersifat heterotropik, yaitu mem- butuhan zat organik untuk pertumbuhannya. Dalam metabolismenya bakteri hete- rotropok menggunakan protein, karbohidrat, lemak dan komponen makanan lainnya sebagai sumber karbon dan energi untuk pertumbuhannya. Beberapa bakteri dapat mengoksidasi karbohidrat yaitu bakteri amiliotik yang secara lengkap menjadi CO 2 dan H 2 O, atau memecah-nya menjadi asam, alkohol, aldehida atau keton. Kemudian bakteri proteolitik dapat memecah protein yang terdapat di dalam makanan menjadi polipeptida, asam amino, amonia, dan amin. Selanjutnya beberapa  spesies tertentu dapat memecah lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Meskipun bakteri membutuhkan vitamin untu proses metabolismenya, beberapa dapat mensintesis vitamin-vitamin tersebut dari komponen lainnya di dalam medium. Bakteri lainnya tidak dapat tumbuh jika tidak ada vitamin di dalam mediumnya . II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrobia Proteolitik

Kimia Fisika Koloid

--> OBJEK 1 LARUTAN ELEKTROLIT 1.       PENDAHULUAN Pengetahuan mengenai larutan sangat penting, karena sebagian besar reaksi kimi dan biologis terjadi dalam bentuk cairan, terutama dalam bentuk larutan dengan pelarut air. Larutan merupakan fase yang setiap hari ada di sekitr kita. Suatu system homogeny yang mengandung 2 atau lebih zat ynag masing-masing komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan, sedagan suatu system heterogen disebut campuran. Biasanya istilah larutan biasanya dianggap sebagai cairan yang mengandung zat terlarut, biasanya padatan atau gas ddengan kata lain larutan tidak trbatas pada cairan saja. Komponen dari larutan terdiri dari 2 jenis, pelarut dan zat terlarut, yang dapat di pertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen utama yang terdapat dalam jumlah banyak, sedangkan komponen minornya adalah zat terlarut. Larutan terbentuk dari pencampuran 2 atau lebih zat yang molekulnya berinteraksi lansung dalam keadaan terc

FACTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHIDUPAN MIKROBA YANG BERPERAN DALAM PENGOLAHAN PANGAN

I.          FACTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHIDUPAN MIKROBA Tiap-tiap makhluk hidup itu keselamatannya sangat tergantung kepada keadaan sekitarnya, terlebih-lebih mikro organisme. Makhlukmakhluk halus ini tidak dapat menguasai faktor-faktor luar sepenuhnya, sehingga hidupnya sama sekali tergantung kepada keadaan sekelilingnya. Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan diri ialah dengan menyesuaikan diri (adaptasi) kepada pengaruh faktor-faktor luar. Penyesuaian diri dapat terjadi secara cepat serta bersifat sementara waktu, akan tetapi dapat pula perubahan itu bersifat permanen sehingga mempengaruhi bentuk morfologi serta sifat-sifat fisiologi yang turun menurun. Kehidupan bakteri tidak hanya di pengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan akan tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan. Misal, bakteri termogenesis menimbulkan panas di dalam media tempat ia tumbuh. Bakteri dapat pula mengubah pH dari medium tempat ia hidup, perubahan ini di sebut perubahan secara kimia.     Adapun fakt